Recent Comments

Jumat, 02 Desember 2016

Guru TPQ



Ketika mengikuti Gus Zahrul Azhar (hans) memberikan bantuan kepada TPQ di gudo (27/11/2016), beliau berpesan "terkadang Allah menyematkan hati yang mulya pada orang yang tak berada, agar menjadi cermin bagi orang-orang yang telah diberikan kegelimangan harta dari Allah swt.
Perwujudan menegakkan keadilan yang terpenting dan berpengaruh ialah menegakkan keadilan dibidang ekonomi atau pembagian kekayaan diantara anggota masyarakat.
Gus Hans dengan beberapa teman nya mencoba berbagi kebahagian dan senyum kepada guru TPQ. Sebagai garda terdepan dalam membangun karakter bangsa, seharusnya guru ngaji mendapat perhatian lebih. Karena banyak ditemukan kesedihan yang hinggap bersama guru alquran.
"Celakalah bagi setiap pencerca (kaum sains kepada kebenaran), yang suka mengumpul-mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira hartanya itu bakal mengekalkannya." (q.s. Al-Humazah 1-3)
Teringat salah satu pesan guru kharismatik di madrasah muallimin, pak ishom ahmadi. "Sesibuk apapun kalian nanti, tetaplah mengajar, menyebarkan ilmu", nasehat beliau pada satu siang.
Guru ngaji, pengajar di TPQ bukan pekerjaan favorit. Sedikit sekali santri yang bercita-cita merawat diniyah alquran. Semua berasumsi profesi ini masih kalah dengan pegawai pabrik dan pekerja kantor.
Bersama Gus Hans, kami menemukan tempat mempelajari alquran yang sangat memprihatinkan. Masih gabung dengan rumah pengajarnya. Di ruang tamu, kamar, mushola. Sistem pembayaran nya pun tidak ditentukan alias gratis. Waow.
Dalam masyarakat saat ini, ketidak adilan ekonomi bertambah timpang. Kekayaan dan kemiskinan tumbuh dalam porsi tak wajar. Orang kaya menjadi pelaku kezaliman. Tak jarang agama pun ikut digadaikan.
Perlu diingat, menumpuk harta dan penggunaan tidak benar merupakan kejahatan besar. Padahal setiap harta yang kita miliki ada hak orang lain. Terutama pejuang agama.
So, miris bila melihat masih banyak taman pendidikan alquran berjuang mati-matian untuk bertahan sedangkan diluar sana ratusan juta uang dihamburkan hanya untuk turun kejalan dan belum jelas apakah itu membela islam atau syahwat kekuasaan. Entah.
Terahir, kebodohan terbesar pada santri adalah berhenti belajar dan ngajar. Padahal hal ini bisa membuatkita beriman, berilmu dan beramal.
#ayoDemo



Tidak ada komentar:
Write komentar

Recommended Posts × +