MERAIH MASA DEPAN
Ku lewati jalanan kegelapan
Ku lalui tantangan kehidupan
Ku panjati arum jeram ratapan
Demi menjunjung kehidupan gemilang
Cahaya terang menunggu menunjang
Di puncak jauh tak terbayang
Ku untaikan juga do’a dan syukur
Agar dapat meraih cahaya keberhasilan
INTUISI
Intuisi ku telah tertuju untukmu
Ku relakan raga ini menuju kediamanmu
Getaran hati semakin kencang bila di dekatmu
Ku sampaikan rasa yang ada di hati
Ku ungkapkan melodi cintaku
Jauh ku terbang menghampirimu
Tapi pengorbanan dan kehadiranku syahdu
Kau membuat hati ini hancur
Insting yang kokoh kini tlah rapuh
Ketika ku lihat dirimu telah menjauhi hati
Ku kembali terbang menuju tempat semula
Sakit yang ku rasa
Intuisi itu tlah sirna
HILANG SAYANG
Sampaian salam salam itu
Menjadikanku tak mampu
Biarlah angin lewat selalu
Kan ku kenang ragamu
Sunyi raga ini
Tanpa kehadiranmu
Syurga cintamu telah hilang telan kalbu
Cahya terang telah tertutup
Cahya yang sudah bergabti kabut
Buat apa aku menunggu
Buat apa aku merindu
Kalau yang kurindu bulan kalbu
Akan ku ucapkan selamat tinggal bagimu
TANTANGAN HATI
Cucuran embun mengintai
Air mata turun deras melambai
Hembusan masalah merampas fikiran
Hati kalbu,ingin kembali bersamamu
Suratan tangan telah kau tempakan kepadaku
Sebagai pengingat taubatku
Kau beriku cahaya terang jauh
Yang di dapatkan perlu derita dan amarah
Suci merambat kau inginkan
Untaian do’a yang kau harapkan
Selama hati masih rapun dan rusuh
Kau kan tetapkan rasa dan hati benci
KARYA: DEWI ARISKA PERMATA SARI
KETIKA HATI BICARA
Ketika tertanam hati suci
Kenapa ada firus yang membuat luka
Bila kau tak cinta kenapa mendua
Kau telah nodai kepercayaan ini
Yang aku susun dengan hati hati
Kupastikan saat ini benci
Melihat dirimu telah berpaling dari hati
Buat apa aku cintai durjana
Kalau dia memang pendusta
Yang ku sesali adalah kenapa ku cinta dia?
Oleh Ariska
Tidak ada komentar:
Write komentar