Recent Comments

Rabu, 20 Juli 2016

Malang dalam cerita


Setelah menyusuri kota udang, perjalanan selanjutnya adalah kota batu, kota wisata. Memanfaatkan jasa perusahaan oto (P.O) Restu yang parkir di Terminal Bungurasih cerita indah ku dimulai. Dengan merogoh kocek Rp. 14.000rb kenet bis memberikan secarik karcis dan senyum masam nya. Restu merupakan salah satu bis yang bisa dikategorikan bagus dan bersih. 15 menit berjalan, lancar dan tanpa halangan. Namun, cerita indah ku mulai berubah saat bis yang ku tumpangi keluar dari tol sidoarjo. Gempol mulai rame, hawa-hawa macet mulai kelihatan. Sang supir pun membanting setir lewat jalur alternatif, lah kebetulan alias ketepakan ada warga yang meninggal dunia. Jadilah perjalanan bis bak bayi merangkah. Lepas dari macet di daerah pandaan, kami kembali terjebak macet di lawang dan singosari. Rapat, merayap, bergerak seperti rayap, hanya bisa meratap. 
Malang memang menarik, disamping menjadi icon pariwisata jawa timur, kabupaten malang juga merupakan barometer pendidikan Jatim. Harus kita akui bahwa negara Indonesia tidak mungkin sehebat ini tanpa sumbangsih arek-arek Jatim. Cek aja di Jakarta, berapa menteri dan pejabat penting negara ini yang berasal dari wilayah paling timur pulau jawa. Malang mewakilkan beberapa kampus elit dikancah percaturan pendidikan nasional. Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, UIN maulana malik, Universitas Muhammadiyah malang, Universitas islam Malang contohnya. Kampus-kampus ini menaungi ribuan mahasiswa, calon pengelola bangsa yang kaya tapi di miskin ini. Jadi wajar, bisnis pariwisata di sini maju dengan pesat, Karena didukung dengan kelebihan kaum akademik yang butuh lahan praktek ilmunya. Jadilah daerah dati II Malang sebagai tujuan wisata dari berbagai lapisan masyarakat. Bisnis dimasa depan nampaknya akan dikuasai oleh kalangan pendidikan, pariwisata, pemuka agama. Bisnis pendidikan sudah mulai banyak digandurungi di masyarakat kita. Seperti lelaki putih dan sipit bintang film drama korea DOTS. Ia begitu digandrungi, dinanti datangnya, dipuja-puja. Fotonya ada di handphone, menempel ditembok kamar, binder, sampul buku dan dompet. Beberapa tokoh pendidikan telah berhasil menyandingkan ketakutan dengan pendidikan formal. Masyarakat diberikan artikel, buku, dan seminar tentang bahayanya masa depan tanpa pendidikan formal. Akhirnya, orang tua yang mengaku sayang anak berlomba-lomba belanja susu dan makanan sehat buat sang calon bayi. Setelah umur 3 tahun mulai lah anak di sekolah di lembaga khusus baby, alasan nya biar pintar. Sampai-sampai saking takut anaknya menjadi orang bodoh dan terbelakang, para bunda berlomba mendaftarkan buah hati mereka ke sekolah favorit. Biaya nomor dua, utang sana sini tidak masalah, jual tanah pun dilakukan, uang tabungan dikuras, asal nya berada di jalur pendidikan formal. Luar biasakan, ketakutan telah berhasil merasuki dunia pendidikan. Contoh lain adalah semakin menjamurnya lembaga bimbingan belajar, buku panduan masuk perguruan tinggi, dan pelatihan lainnya. Disekitar kampus Brawijaya, Uin malang, Universitas negeri malang ada berbagai macam instansi yang siap membantu calon mahasiswa baru. Ujungnya hanya satu, uang dan uang. 
Pariwisata, dengan semangat liburan dan istirahat dari berbagai kerupekan kerja membuat bidang ini menjadi keren. Mereka menawarkan kenyamanan, hiburan, ketenangan ditengah kelelahan kerja. So, jangan heran libur sebentar saja tempat liburan penuh sesak. Malang memiliki semua itu. Ada ribuan villa, tempat hiburan, wisata pendidikan dikota batu. Kebetulan hari ini saya menempati salah satu dari ribuan bangunan mewah tersebut. Berbagai jenis harga ditawarkan. Mulai dari ratusan ribu sampai puluhan juta. Pemandang yang asri, udara sejuk, tanjakan curam meneguhkan bahwa kota ini layak dikunjungi kawan. 
Selanjutnya, calon pengusa masa depan adalah kaum agamawan. Negara timur memang terkenal dengan warganya yang suka wisata rohani. Tuhan mempunyai tempat khusus dihati mereka. Oleh kerenanya, orang yang dekat dengan sang Rabb selalu menjadi terdepan dalam berbagai hal dan keputusan urgen. Sayang seribu kali sayang, peluang ini menjadi target utama kaum kapitalis. Pemuka agama diberikan akses seluas-luasnya meneguk dan menikmati suguhan dunia. Dengan begitu, pengikut, orang yang fanatik, dan pendukung kaum agamawan akan secara otomatis membeli dan mencari produk yang dipakai sang idola. Sekarang cara menguasai suatu daerah adalah dengan mengajak tokoh agama aktif dalam gerakan yang diinginkan. Karena Setiap dawuh dan tindakan para imam pasti ada pendukungnya. Tambah susahkan?
Kesimpulan perjalanan saya di kota apel ini memberikan inspirasi bahwa setiap individu harus punya satu kepercayaan yang teguh, yaitu berpegang pada Dzat di atas segala dzat. Dengan begini, kita tidak akan terpengaruh dengan berbagai godaan. Perjalanan panjang kita selalu bermula dari dua pusaka peninggalan Nabi Saw, yakni Quran dan hadits. Serta dibantu dengan akal dan hati nurani. Ulama terdahulu, dengan sikap ikhlas dan keluasan ilmunya telah memberikan contoh nyata dalam bersikap. Belajar dari berbagai sumber pengetahuan agar tak gampang menyesatkan. Dan pa ing penting jangan membatasi diri dan akal untuk menjadi orang pintar. Ayo menghebat. Terimakasih kota pendidikan, kota apel, kota wisata, atas segala inspirasinya.

Tidak ada komentar:
Write komentar

Recommended Posts × +