Recent Comments

Selasa, 05 Juli 2016

Wahdatul wujud: budaya pesantren, umara’ dan pembangunan



Jombang dalam sejarah
Bila menengok sisi keberadaannya, Jombang adalah bagian dari sejarah panjang kedigdayaan kerajaan majapahit. Kerajaan yang berdiri 1293 M setelah runtuhnya Kerajaan Singosari. Kerajaan yang di motori Raden Wijaya ini, awalnya mengambil tempat di wilayah Hutan Tarik Disini banyak ditemui Pohon Maja dimana buahnya terkenal pahit, oleh karena itu dinamakan Majapahit. Raden Wijaya merupakan menantu Raja Kertanegara lewat jalur Ken Arok, pendiri Kerajaan Singosari.
Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada dengan ikrar Sumpah Palapanya berhasil mempersatukan nusantara. Masa ini dapat disebut sebagai puncak ke emasan kerajaan Majapahit. Majapahit mengalami pasang surut akibat perebutan tahta di kalangan keluarga raja hingga akhirnya meninggalkan panggung sejarah nusantara pada abad XV M.
Dikutip dari Wikipedia, pada masa Kerajaan Majapahit, wilayah yang kini Kabupaten Jombang merupakan gerbang Majapahit. Gapura barat adalah Desa Tunggorono, Kecamatan Jombang, sedang gapura selatan adalah Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng. 
Oleh karenanya, di jombang banyak nama-nama desa/kecamatan yang bermula dengan prefiks mojo-, di antaranya Mojoagung, Mojowarno, Mojojejer, Mojotengah, Mojotrisno, Mojongapit, dan sebagainya.
Pesantren dan perannya
Berangkat dari beberapa literatur, pada tahun 1830 usai perang Diponegoro, salah seorang pasukannya bernama Kyai Abdus Salam, melarikan diri menuju arah timur. Beliau berhenti di salah satu wilayah bekas gerbang ke rajaan Majapahit, Jombang. Selanjutnya mendirikan pesantren yang terletak di sisi timur sungai Tambakberas. Hingga tulisan ini diketik, sisa-sisa bangunan pesantren awal ini masih ada dan berkembang pesat menjadi Pondok Pesantren Bahrul Ulum yang megah.
Sampai saat ini, pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang melekat kuat dalam perjalanan kehidupan masyarakat jombang sejak beratus tahun lalu. Sehingga, Ki Hajar Dewantara pernah  mencita-citakan model pesantren sebagai sistem pendidikan Indonesia. Selain sudah lama melekat dalam kehidupan di Indonesia, modal ini juga merupakan kreasi budaya Indonesia, setidak-tidak nya jawa, yang patut dipertahankan dan dikembangkan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pesantren telah banyak memberikan andil dalam mencerdaskan  kehidupan bangsa ini. Jombang menyumbang banyak tokoh nasional dan hebat nya mereka pernah berproses di pesantren. Tamsil kecil, Kiyai Hasyim Asy’ari. Kiyai Wahab Hasbullah, Kiyai Wahid Hasyim, Kiyai Bisri Syamsuri, mantan presiden ke-IV Indonesia bernama Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ada juga budayawan sekaligus kiyai Emha Ainun Najib dan tidak ketinggalan Intelektual paling fenomena Nur Kholis Majid.
Menurut Nur Kholis Majid, seandainya negeri ini tidak mengalami penjajahan, mungkin pertumbuhan sistem pendidikannya akan mengikuti jalur-jalur yang di tempuh pesantren-pesantren itu. Sehingga perguruan tinggi yang ada sekarang ini tidak akan berupa ITB, UGM, UNAIR, IPB, ataupun yang lain, tetapi mungkin namanya “Universitas” Tremas, Krapyak, Tebuireng, Lasem, Tambakberas, dan seterusnya.
Kemungkinan ini diambil Cak Nur setelah mengamati dan membandingkan pertumbuhan sistem pendidikan di negeri-negeri barat. Banyak sekali Universitas terkenal yang semula beorientasi keagamaan. Semisal, perguruan tinggi yang  didirikan oleh pendeta Harvard yang  telah melahirkan banyak pemimpin yang handal dan luar biasa dalam masanya.
Ketika berkunjung ke Kota Jombang, anda akan disambut dengan motto yang terpampang gagah di pintu gerbang masuk kota, berdampingan dengan ucapan selamat datang, Motto tersebut yaitu “Jombang Beriman”. Kota kecil ini begitu kental nuansa agamisnya. Pesantren yang merupakan lautan ilmu-ilmu agama berdiri kokoh menghiasi sudut kota. Ditambah lagi sejumlah majelis perkumpulan kaum sarungan sangat mudah dijumpai di jombang, perkumpulan yang mewadahi berbagai persoalan agama, Negara dan kegiatan sosial lainnya.
Seperti kita ketahui bersama, organisasi massa terbesar di Indonesia lahir atas inisiatif kader santri dari jombang bernama Wahab Chasbullah, atas restu kiyai Kholil bangkalan dan kiyai Hasyim Asy’ari yang juga pengasuh tebuireng. Organisasi itu bernama Nahdlatul Ulama dalam arti bebasnya adalah kebangkitan para ulama.
Dalam menghadapi fenomena arus deras moderinisasai islam, pesantren terlihat menggunakan metode “menolak sambil mengikuti”. Komunitas pesantren menolak paham dan asumsi-asumsi keagamaan kaum reformis. Tetapi disaat yang bersamaan mereka juga melakukan sejumlah akomodasi dan penyesuaian yang mereka anggap mendukung kontinuitas pesantren dan umat.
Dalam kaitan ini, jombang di wakili pesantren Bahrul Ulum tambakberas dan pesantren tebuireng mengambil tempat paling depan dalam merambah bentuk respon pesantren terhadap ekspansi pendidikan belanda dan pendidikan islam modern. Dan pada tahun 2016 ini, Bahrul Ulum yang dipelopori oleh KH Wahab Chasbullah sudah memakai system madrasah selama satu abad.
Hebatnya, pesantren melakukan perubahan secara bertahab, perlahan, dan hampir sulit diamati. Para kiyai secara berlapang dada mengadakan modernisasi lembaga ditengah perubahan masyarakat khusnya jawa, tanpa meninggal kan sisi positif sistem pendidikan islam tradisional.
Jombang beruntung pernah memiliki Menteri Agama sekelas KH. A. Wahid Hasyim dari pesantren Tebuireng, dengan kebijakannya mencoba menjembatani antara dunia pesantren dengan diluar pesantren. Tokoh Nadlatul Ulama’ ini melakukan pembaharuan pendidikan agama islam di Indonesia lewat peraturan menteri agama no 3/1950. Beliau menginstruksikan pemberian pelajaran umum di madrasah, dan memberi pelajaran agama di sekolah negeri dan swasta. Dengan kebijakkannya itu, dunia pesantren tetap relevan dengan perkembangan kebutuhan  pendidikan masyarakat dan dunia luar dapat mengadopsi keunggulan pesantren.
Budaya pesantren dan pembangunan daerah
Menjadi kan basis pesantren dengan ribuan santri nya sebagai pondasi pembangunan masyarakat jombang tentu bukan pilihan yang salah. Patahan sejarah telah membuktikan peran dan pengaruh pesantren dalam pembangunan nasional sangat lah besar. Dengan ciri khas islam modern, cinta tanah air dan kemandirian seharusnya pemerintah daerah harus berpikir ulang jika ingin meninggalkan pesantren dalam proses pembangunan. Kemandirian pesantren sudah terbukti ratusan tahun berdiri dengan dana swadaya masyarakat dan kecerdikan pengasuhnya. Tanpa bantuan materil dari pemerintah saja mereka sanggup berkarya begitu besarnya.
Dijombang ada ratusan pesantren, taman pendidikan alquran, madrasah diniyah yang menampung jutaan tunas muda, calon pemimpin masa depan jombang. Dan terdapat jutaan orang yang berstatus alumni pesantren dengan berbagai profesi dan keahlian masing-masing. Nah, melihat fenomena ini, maka diperlukan satu niat kuat untuk menyatukan visi-misi dalam mewujudkan jombang sejahtera untuk semua. Dimana itu berawal dengan budaya kekeluargaan yang sudah diterapkan pesantren selama ini.
Pesantren memiliki budaya kemandirian, percaya diri, kekeluargaan, kedalaman ilmu agama dan cinta tanah air. Ini potensi masyarakat yang harus dirawat dan diarahkan untuk pembangunan bangsa. Lewat kemandirian, sikap tidak mau berpangku tangan dan bergantung pada orang lain akan membentuk masyarakat kreatif dan produktif. Pemerintah dalam hal ini berperan mempermudah izin usaha dan menjaga keamanan tetap kondusif.
Budaya santri juga mendidik seseorang terbiasa hidup berdampingan dengan saudara dari berbagai belahan bumi. Santri terbiasa bekerjasama dengan berbagai lapisan masyarakat. Disamping itu mereka juga punya relasi yang luas dibawah naungan pesantren. So, menerapkan budaya santri menjadi budaya daerah untuk pembangunan dirasakan lebih praktis. Kita ambil yang baik dan perbaiki yang kurang baik. Jauh-jauh hari Gus dur telah mengajarkan kita, Tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu. Ini juga yang terpatri dalam sikap santri sejati.
Maka sudah waktunya pemerintah dati II kabupaten Jombang mencari usaha nyata kearah terciptanya satu sintesa konvergensi atau sinergisitas sehingga dapat dicapai satu kesatuan antara moralitas-rasionalitas, ruhaniah-jasmaniah, santri yang akademis dan akademisi yang santri. Pada ahirnya, santri bukan yang mondok saja tapi siapapun yang berahlak seperti santri dialah santri, seperti ucapannya Gus Mus.
Tak perlu memasang target setinggi langit layaknya revolusi bolshewik maupun renaissance. Untuk konteks jombang, mungkin bisa dimulai dengan menjadikan masjid-langgar sebagai titik pijak kajian dan pergerakan menata pranata-pranata sosial yang lebih cerdas, kritis, humanis, dan elegan.
Bisa juga dimulai dengan memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk mengembangkan penalarannya, sikap kritis, cinta ilmu pengetahuan, kajian-kajian ke ilmuan, serta menambah buku bacaan diperpustakaan pesantren/sekolah atau melatih mereka menyebarkan budaya berfikir dan bersikap ala santri lewat media massa yang canggih dan efektif. Sehingga sintesa yang diinginkan betul-betul menyeluruh, bukan hanya bersifat artifisial dan utopi.
Sebab, seperti kata Ali Syariati: dalam lalulintas sejarahnya, musuh agama sebenarnya adalah taghut. Yaitu sebuah sistem yang melawan kebenaran dan merusak kehidupan manusia; sebuah sistem yang menimbulkan perbudakan dan berbagai macam berhala. Siapakah pengikut taghut ini? Mereka adalah para aristokrat kaya, orang-orang serakah yang hidup dalam kemakmuran dan kemewahan, serta para penguasa yang tak punya rasa tanggung jawa.

Ahir kata, sikap kritis dalam ranah kehati-hatian tetap harus ada dalam proses ini, supaya tidak ada lagi oknum-oknum yang memanfaatkan pesantren untuk kepentingan individu maupun kelompok tertentu. Jangan sampai sikap ikhlas kiyai dengan ribuan massa nya hanya dimanfaatkan untuk melanggengkan kekuasaan. Dan pada ahirnya, para ulama merasa enggan berdekatan dengan penguasa. Alangkah indah bila antara ulama dan umara’ bersinergi dalam membangun Negara. Baldatun thoyibatun tidak hanya menjadi wacana dan rentetan cerita fiksi sebelum tidur. Jombang kota beriman.

Tidak ada komentar:
Write komentar

Recommended Posts × +